Panda cukup populer sesudah jadi simbol salah satunya organisasi pelestarian internasional, ditambahkan lagi secara berhasilnya usaha pelestarian panda, statusnya juga berbeda dari “hampir musnah” jadi “rawan”. Tetapi, apa kalian tahu jika panda pada hakekatnya ialah hewan pemakan daging?
Slot resmi gacor Panda yang kelihatan lucu dan ramah ini rupanya sebetulnya dilahirkan sebagai hewan pemakan daging. Secara taksonomi, panda termasuk ke ordo Karnivora sama misalnya dengan singa, serigala, harimau. Disamping itu, panda terhitung ke kerabat Ursidae bersama secara beruang coklat dan beruang kutub. Sebetulnya beruang bukan murni pemakan daging, tapi daging jadi prosentase paling besar pada menu makanan mereka.
Antiknya, panda pilih jadikan bambu sebagai menu khusus. Walau sebenarnya, panda tidak mempunyai kelengkapan susunan organ dan fisiologi hewan herbivora untuk mengolah bambu. Hewan herbivora mempunyai aliran pencernaan yang panjang dan lebih komplet untuk mengolah materi penyusun tumbuhan yang kompleks, seperti sapi yang mempunyai 4 lambung, dibanding hewan omnivora dan karnivora yang aliran pencernaannya condong pendek serta lebih simpel.
Slot resmi indonesia Panda yang mempunyai aliran pencernaan yang serupa secara beruang coklat tentu saja akan kesusahan untuk tetap bertahan hidup dengan makan bambu. Disamping itu, panda tidak memilki beberapa enzim yang diperlukan untuk mengolah polisakarida dari tumbuhan bambu dan justru dengan alami dalam genom panda didapat banyak gen untuk hasilkan enzim pencerna protein-protein yang ada pada daging. Lalu, kenapa panda masih tetap bisa bertahan hidup cukup dengan makan tumbuhan bambu?
Kekuatan panda untuk tetap bertahan hidup dengan konsumsi bambu dan menantang fitrahnya sebagai karnivora sejati ialah karena kehadiran mikroorganisme di aliran cerna panda. Mikroorganisme yang hidup dalam aliran cerna panda hasilkan beberapa enzim yang dibutuhkan untuk mengolah tumbuhan bambu hingga panda dapat memperoleh gizi untuk berkembang dan tumbuh dengan makan tumbuhan bambu.
Genom dari mikroorganisme yang hidup di atas aliran cerna panda ada pada hewan herbivora seperti sapi dan rayap. Pada umumnya, panda bisa makan 12 kg tangkai bambu setiap hari. Tetapi, cuma 2 kg yang bisa tercerna dan diresap jadi gizi. Tanpa kontribusi mikroba itu, 12 kg tangkai bambu yang dikonsumsi panda tidak berikan dampak apapun pada panda. Sekarang ini, mikroorganisme dalam aliran cerna panda sedang ditelaah untuk kekuatannya dalam pembikinan biofuel dari bambu dan beragam materi tumbuhan yang lain.
Bayi panda tercipta dengan aliran cerna yang steril dari kehadiran mikroorganisme. Mikroorganisme yang bermanfaat dalam mengolah tumbuhan bambu didapat sesudah bayi panda diberi feses induknya yang memiliki kandungan semua mikroorganisme untuk mengolah bambu. Argumen kenapa panda memutuskan untuk makan bambu dibanding makan daging belum sempat dijumpai dengan tentu, tapi kemungkinan paling besar ialah karena kompetisi dalam memperoleh makanan.
Panda berevolusi jadi herbivora lewat kontribusi mikroorganisme hingga bisa makan bambu dibanding famili beruang yang lain yang gizi untuk dayanya dengan makan daging. Meski begitu, belakangan ini diketemukan jika beberapa bakteri yang hidup dalam aliran pencernaan panda tidak sanggup mendegradasi selulosa secara efektif. Panda memang berevolusi jadi pemakan bambu, tapi aliran pencernaan panda tidak alami evolusi seperti hewan pemakan tumbuhan yang lain.
Siapakah yang menduga jika hidup satu ekor panda benar-benar bergantung pada kehadiran mikroorganisme yang ada di di atas aliran cernanya. Bagaimana bila satu ekor bayi panda saat baru lahir dijauhkan dari induknya saat sebelum diberi mikroorganisme untuk mengolah bambu? Apa bayi panda itu bisa menjadi pemakan daging? Beberapa hal yang kemungkinan menjadi bahan riset dari hewan lucu seperti panda.